LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan
Resmi Praktikum Meteorologi Laut2014
ini
disetujui dan disahkan pada:
hari :
tanggal :
tempat :
Semarang,
Desember 2014
Mengetahui,
MudhofarSusanto AnnisaRizki R.
NIM. 26010311120012 NIM. 26010311130039
Menyetujui,
Koordinator Praktikum
Faik Kurohman,
S.Pi. M.Si
NIP.
197103071999031001
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Arus
2.1.1 Araharus
Arus merupakan
gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh larutan di dunia. Arus
tersebut mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran
bagi kapal-kapal. Pergerakan massa air atau di kenal dengan arus merupakan
fenomena yang sangat komplek. Hal ini berkaitan dengan besarnya variasi dan
faktor-faktor pengontrol terjadinya arus di perairan. Namun demikian pemahaman
tentang arus di perairan adalah hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan
kegiatan pemanfaatan dan pengolahan. Berdasarkan temperaturnya kita mengenal
ada arus panas dan arus dingin.
(Rampengan, 2009)
Laut merupakan
medium yang tak berhenti bergerak, baik di permukaan maupun bawah laut. Hal ini
menyebabkan terjadinya sirkulasi air, bisa berskala kecil akan tetapi bisa pula
berukuran sangat besar, penampilan yang paling mudah terlihat adalah arus di
permukaan laut. Pergerakan arus merupakan hasil dari beberapa proses yang
terdiri dari adanya aksi angin di atas permukaan laut dan terjadinya perbedaan
kerapatan air laut yang disebabkan oleh pemanasan sinar matahari. Gerakan air
di permukaan air laut terutama disebabkan oleh adanya angin diatasnya. Hubungan
ini kenyataannya tidaklah sedemikian sederhananya, sekalipun dilihat dari
perbandingan singkat antara angin tama bertiup dan arah arus permukaan.
Alasannya bahwa arus dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada umumnya permukaan
air yang langsung bersentuhan dengan angin akan menimbulkan arus dilapisan
permukaan dengan kecepatan arus ± 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Arah
arus yang ditimbulkan akan bergerak tidak searah pergerakan angin karena adanya
Gaya Coriolis yang menyebabkan timbulnya perubahan arah arus sesuai dengan
pertambahan kedalaman. Gaya Coriolis terjadi akibat rotasi bumi mengelilingi
sumbunya (Lanuru, 2011).
2.1.2.Kecepatanarus
Indonesiamempunyaigarispantaidengan
panjang 80.791 km di pesisir pantai. Daerahpesisirpantaiini pula
tempatkegiatanekonomi yang strategisberkembang, terlihatdaribanyaknyaprasaranakota,pelayananjasa,
perikanansertakegiatanindustri. Arahangin di perairanLautJawasaatMusim Barat
(MB) datangdari barat-baratlaut, saatMusimPeralihan Satu (MPI) datangdaritimurlautdansaatMusimTimur
(MT) datangdari timur-tenggara. Kekuatanangindangelombangpada MB dan MT di
perairanLautJawaakanmenghasilkanlapisanturbulenataulapisantercampur (mixed
layer). Kondisiarussecaraumumakanhomogentergantungkepadakondisibatimetridanmorfologigarispantai.
Apabilamukalautmendapatkantekananangin (wind stress), terbentuklahtinggigelombangdanselanjutnyaaruspermukaanterbentuk.
Jikatinggigelombangkuat, makakecepatanarusberubahmembesardanterbentuklahlongshorecurrent
yang kuat, yang mengakibatkansedikit demi
sedikitpantaitersebutakanterjadiabrasi. Penentuabrasiselainolehgelombangdanarus,
ditentukanolehkondisibatimetri yang tidakstabil (Hadikusumah,2009).
Aruslautpermukaan
yang merupakangerakanmassa air yang disebabkanolehangin yang berhembus di
permukaanlautpadakedalamankurangdari 200 m yang berpindahdarisatutempat yang
bertekananudaratinggiketempat lain yang bertekananudararendah yang
sangatluasdanterjadipadaseluruhlautan di dunia. Arusmerupakangerakan
yang sangatluas yang terjadipadaseluruhlautan di dunia.
Aruspermukaandibangkitkanterutamaolehangin yang berhembus di permukaanlaut. Selainitutopografimuka
air lautjugaturutmempengaruhigerakanaruspermukaan(Widyastuti et al, 2009).
2.1.3. Kedalamanperairan
Menurut Effendi (2005), pada kolom air, setiap
peningkatan kedalaman sebesar 10 meter disertai dengan peningkatan tekanan sekitar
1 atmosfer. Semakin tinggi tekanan air, kelarutan oksigen semakin tinggi. Sifat
kelarutan gas oksigen lebih rendah daripada sifat kelarutan gas nitrogen.
Demikian juga kelarutan gas oksigen di perairan lebih rendah daripada kelarutan
gas nitrogen.
Menurut Affan (2012), didasarkan atas pengaruh parameter dari
faktor lingkungan akan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan daya tahan
hidup ikan. Kedalaman perairan sangat penting bagi kelayakan budidaya,
kedalaman optimal saat surut antara dasar keramba dengan dasar perairan adalah
4 - 5 meter, hasil penelitian menunjukan nilai kedalaman perairan berkisar dari
7 - 18 meter, nilai ini berdasarkan Kepmenneg - KUH masih
layak untuk budidaya laut.
0 komentar:
Posting Komentar